This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 31 Mei 2012

PRINSIP-PRINSIP UTAMA AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH


Berikut adalah sebagian besar dari prinsip-prinsip dasar Ahlussunnah wal Jama`ah yang pada hakikatnya adalah prinsip-prinsip Dinul Islam yang murni seperti yang disampaikan Rosululloh ` tanpa tercampur unsur-unsur dari luar wahyu Ilahi. Setelah mempelajari dasar-dasar ini akan bertambah keyakinan seseorang tentang kebenaran Islam, keyakinan bahwasanya Islam yang murni dan asli adalah manhaj Ahlussunnah wal Jama`ah. 
 
    1.Sumber agama Islam dengan segala seginya adalah wahyu Alloh dalam bentuk Al-Qur’an dan Hadits yang shohih.
 [1]Dalil prinsip ini adalah Firman Alloh l
“Sesungguhnya al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang amat lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” {QS. Al Isro` [17]: 9}
Alloh l berfirman:
"Apa yang diberikan Rosul kepada kalian maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagi kalian maka tinggalkanlah dan bertaqwalah kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh sangat keras hukumanNya.” {QS.Al Hasyr [59]: 7}

Rosululloh `  bersabda:
عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَ سُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ المَهْدِيِّيْنَ مِنْ بَعْدِي عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ.
“Hendaklah kalian berpegang teguh pada sunnahku  dan sunnah para khalifah Rasyidin (yang terarahkan) dan mendapat petunjuk setelahku. Gigitlah hal tersebut dengan gigi geraham”.[2]
Alloh l berfirman :
"Dan Alloh telah menurunkan Kitab dan hikmah kepadamu dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Sesungguhnya karunia Alloh sangat besar atasmu". {QS. An Nisa’ [4]: 113}
Arti Hikmah disini adalah As-Sunnah
Alloh l berfirman :
"Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” {QS. An Najm [53]: 4}
Ini berarti bahwa hadist-hadist Rosululloh ` pun adalah wahyu dari Alloh.
Rosululloh `  bersabda :
اَلاَ اِنِّى اُوْتِيْتُ الْقُرْآنَ وَمِثْلَهُ مَعَهُ.
“Ketahuilah sesungguhnya aku diberikan Al-Qur`an dan yang sejenisnya (Sunnah) bersama-sama dengannya”.[3]

Hasan bin `Athiyah v  berkata:
كاَنَ جِبْرِيْلُ يَنْزِلُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ بِالسُّنَّةِ كَمَا يَنْزِلُ عَلَيْهِ بِاْلقُرْآنِ وَيُعَلِّمُهُ إِيَّاهَا كَمَا يُعَلِّمُهُ اْلقُرْآنَ
“Jibril turun kepada Rosululloh ` membawa sunnah sebagaimana dia turun membawa Al Quran. Dia pun mengajarkan kepada beliau sunnah sebagaimana dia mengajarkan Beliau  Al Qur`an”.[4]
Pengikutan pada keduanya adalah pengikutan pada khabar dari Alloh l dan tuntunan-Nya. Tidak ada suatu pun yang boleh menyaingi dan menandingi keduanya, tiada pertentangan di antara keduanya. Kalau terbayang adanya pertentangan dalam kaca mata kita, maka hal itu disebabkan oleh kesalah-pahaman (yang bisa disebabkan oleh banyak hal, terutama adalah kejahilan) atau hadits yang tidak shohih.
2.    Ijma` sohabat g adalah hujjah syar’iyyah.[5]
Ini berarti bahwa ketika sohabat g telah berijma’ pada suatu masalah dalam agama, maka ijma’ itu harus diikuti. Siapa yang melanggarnya akan berdosa dan sesat. Ijma` Sohabat g adalah ma’sum, walaupun perorangan mereka tidaklah ma’sum. Ketika keyakinan mereka pada suatu masalah terbagi atas lebih dari satu, maka kita harus mengikuti salah satunya dan tidak boleh menentukan keyakinan lainnya.
Alloh l berfirman:
"Dan barangsiapa yang menentang rosul sesudah jelas kebenaran baginya serta mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu'min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam dan Jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali". {QS. An Nisa’ [4]: 115}
Orang-orang mu’min di ayat ini adalah Sohabat g
Rosululloh l bersabda:
أُوْصِيْكُمْ بِأَصْحَابِي ثُمَّ الَّذِي يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِي يَلُوْنَهُمْ … مَنْ أَرَاد بحْبُوحَةَ الْجَنَّةِ فَلْيَلْزَمِ الْجَمَاعَةَ.
“Aku wasiatkan kalian (mengikuti) para sohabatku, lalu orang-orang sesudah mereka, kemudian generasi setelah itu... Barangsiapa yang menghendaki keluasan jannah, maka berpegang teguhlah dengan jama`ah”.[6]
Para Sohabat g dan dua generasi itulah yang dimaksud dengan Jama’ah
Rosululloh ` bersabda:
لاَ يُجْمِعُ اللهُ هَذِهِ الأُمَّةَ عَلَى الضَّلاَلَةِ أَبَدًا.
“Alloh tidak akan pernah menghimpun umat ini di atas kesesatan”.[7]

3.    Pemahaman Al-Qur’an dan Hadits harus sesuai dengan pemahaman sohabat g dan methode pemahaman mereka.[8]
Prinsip ini terlalu kuat dan terlalu penting dalam Dinul Islam. Kepentingan dan keutamaannya didukung oleh dalil-dalil yang kuat dan jelas sekali.
Di antara dalil-dalil yang mendukung prinsip ini adalah sebagai berikut:
a.    Sohabat g telah dipuji Alloh l di banyak ayat suci Al-Qur’an. Pujian yang diabadikan sepanjang masa dan tidak diberikan untuk orang-orang sesudah mereka.
Alloh l berfirman:
"(Juga) bagi para fuqara yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Alloh dan keridhoan (Nya) serta  menolong Alloh dan Rosul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar".  "Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Ansor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin) dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dijauhkan dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung". {QS. Al Hasyr [59]: 8-9}
Alloh l berfirman:
"(Yaitu) orang-orang yang dikatakan kepada mereka: "Sesungguhnya mereka telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kalian karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Alloh menjadi Penolong kami dan Alloh adalah sebaik-baik Pelindung". {QS. Ali Imran [3]: 173}
Alloh l berfirman:
"Muhammad Rosululloh dan orang-orang yang bersama dia adalah tegar terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka: kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Alloh dan keridhoan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud, demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat. Dan sifat-sifat mereka dalam Injil seperti tanaman mengeluarkan tunasnya, maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya, tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya, dengan mereka Alloh menjengkelkan hati orang-orang kafir. Alloh menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar". {QS. Al Fath [48]: 29}
Semua pujian ini menunjukan dengan nyata akan kebenaran manhaj sohabat g. Alloh l tidak mungkin memuji orang-orang dengan manhaj yang tidak diridhoi-Nya.


[1] Lihat kitab "Manhaj Al Istidlal `ala Masail Al I`tiqod `Inda Ahli As Sunnah wa Al Jama`ah", karya `Utsman bin `Ali Hasan : 1/ 40-44
[2] (HR. Abu Daud, no. 3607; Tirmidzi, no.2678; dan dia berkata, “Ini hadits hasan shohih”, Ibnu Majah, no.43; serta dishohihkan oleh Syeikh Al-Albani, dalam Shohih Sunan Ibnu Majah, no.40-41)
[3] (HR. Abu Daud, no.4604; Imam Ahmad, 4/130; Ibnu Hibban, no.11; dan Tirmidzi, no.2666; dia berkata, “Ini hadits hasan ghorib dari jalan tersebut”, serta dishohihkan oleh Syeikh Al Albani, dalam Shohih Ibnu Majah, no.12)
[4] (Diriwayatkan oleh Abu Dawud, dalam Al Marosil, no.536; Syaikh Su`aib Al Arnauth berkata, “Rijalnya tsiqot, rijal Syaikhoin.”)
[5] Baca Kitab “Ma Ana `Alaihi wa Ashhabi”, Ahmad Salam
[6] (HR. Tirmidzi, no.2172; Imam Ahmad dalam musnadnya, 1/114; Ibnu Majah, no.2363; Ibnu Hibban, no.7254; dan dishahihkan oleh Syeikh Al Albani dalam Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah, no.431)
[7] (HR. Al Hakim dalam Al Mustadrak, 1/115–117)
[8] Baca kitab “Hujjiyyah Qoul Sohabiy `inda As Salaf”, Dr. Tarhib bin Rubai`an bin Hadi Ad Dausiri. Kitab “Al Muwafaqot”, Asy Syatibi. Kitab “A`lam Al Muwaqqi`in”, Ibnu Qoyyim Al Jauziyyah.

Rabu, 30 Mei 2012

Sihir Itu Kesyirikan


DEFINISI SIHIR

A. Sihir Menurut Bahasa (Etimologi)
Dalam al-Mu’jam al-Wasith disebutkan bahwa sihir adalah:
(( كُلُّ أَمْرٍ يَخْفَى سَبَبُهُ وَيُتَخَيَّلُ عَلَى غَيْرِ حَقِيْقَتِهِ وَيَجْرِى مَجْرَى التَّمْوِيْهِ وَالْخِدَاعِ ))
“Sesuatu yang dilakukan secara tersembunyi dan khayalan atau ilusi sehingga bukan hakekat sebenarnya yang nampak, serta sifatnya pun terselubung dan menipu.”
Oleh karena itu, akhir waktu malam dalam term Arab diistilahkan dengan waktu sahar, dan makan pada saat itu pun dinamakan dengan sahur, adalah karena berbagai aktifitas yang dikerjakan pada waktu tersebut tidak dapat diketahui orang lain, alias tersembunyi.
B. Sihir Menurut Istilah Syari’at (Terminologi)
Ibnu Qudamah al-Maqdisi v mengatakan, “Sihir adalah ikatan tali-temali, jampi-jampi, perkataan yang dilontarkan secara lisan maupun tulisan, atau melakukan sesuatu yang dapat mempengaruhi badan, hati atau akal orang yang terkena sihir tanpa berinteraksi langsung dengannya. Sihir ini memiliki hakikat, di antaranya ada yang dapat menyihir seseorang hingga tak dapat mencampuri isterinya atau memisahkan pasangan suami isteri, atau membuat salah satu pihak membenci yang lainnya, atau membuat kedua belah pihak saling mencintai.”
Dapat disimpulkan bahwa sihir sebenarnya adalah kesepakatan antara tukang sihir dan setan, dengan ketentuan bahwa tukang sihir akan melakukan berbagai keharaman atau kesyirikan sebagai imbalan untuk diberikannya pertolongan setan kepadanya dan ketaatan untuk melakukan apa saja yang dimintanya.




TAFSIR AYAT-AYAT TENTANG SIHIR
                                              
Alloh  berfirman:
  
“Dan (ingatlah) hari di waktu Alloh l menghimpunkan mereka semuanya (dan Alloh l berfirman):Hai golongan jin, sesungguhnya kalian telah banyak menyesatkan manusia”, lalu berkatalah kawan-kawan mereka dari golongan manusia: “Ya Robb kami, sesungguhnya sebagian daripada kami telah dapat kesenangan dari sebagian (yang lain) dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami”. Alloh l berfirman: Neraka itulah tempat berdiam kalian, sedang kalian kekal di dalamnya, kecuali kalau Alloh l menghendaki (yang lain)”. Sesungguhnya Robbmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (QS. al-An'am [6]: 128)
Pada hari ketika dikumpulkan orang-orang yang berpaling dari Alloh l kepada patung dan berhala serta yang lainnya dari kalangan orang-orang musyrik bersama pembantu-pembantu mereka dari kalangan setan yang telah membisikkan perkataan-perkataan dusta untuk mendebat orang-orang yang beriman; Alloh l berfirman, menyeru kalangan jin: “Hai golongan jin, sesungguhnya kalian telah banyak menyesatkan manusia.” Sebagaimana yang ditafsirkan oleh Ibnu Abbas a dan yang lainnya ketika berbicara tentang ayat ini.  
Hal ini senada dengan apa yang telah Alloh l firmankan dalam al-Qur'an:


Bukankah Aku telah memerintahkan kepada kalian Hai Bani Adam supaya kalian tidak menyembah setan? Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kalian, dan hendaklah kalian menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus. Sesungguhnya setan itu telah menyesatkan sebagian besar kalian, maka apakah kalian tidak memikirkan?. (QS. Yasin [36]: 60-62)
Berkatalah teman-teman mereka dari kalangan manusia: Ya Robb kami, sesungguhnya sebagian daripada kami telah mendapat kesenangan dari sebagian (yang lain).
Kesenangan yang dimaksudkan dalam ayat ini, sebagaimana yang dijelaskan oleh Ibnu Katsir v dari al-Hasan  ia berkata: Pada hari kiamat Alloh  memperbanyak penghuni neraka, lalu teman-teman mereka dari kalangan manusia berkata: Ya Robb kami, sesungguhnya sebagian daripada kami telah mendapat kesenangan dari sebagian (yang lain). Al-Hasan v berkata: “Tidaklah kesenangan yang mereka dapatkan satu dengan yang lainnya melainkan bahwa jin ini memerintahkan sesuatu, lalu manusia mengerjakan hal itu (sebagai konsekuensinya).”
Ayat ini menjelaskan akan adanya hubungan yang dilakukan oleh manusia dan jin atau setan; namun bukan berarti perbuatan ini adalah perbuatan yang diperbolehkan dalam Islam, karena setelah Alloh  menjelaskan adanya hubungan ini, Alloh  menyatakan bahwa tempat mereka adalah neraka yang akan mereka diami selama-lamanya. (Ahmad Muhammad Syakir, Mukhtashor Tafsir al-Qur'an al-'Adzim, Dar al-Wafa, cet. III, 2005, (I/242)).
Dan ayat-ayat lain  yang semisalnya banyak sekali.





Kejamnya Rezim Bashar Assad

Dunia Tak Berdaya Menghadapi Kekejaman Rezim Syiah di Suriah

Menurut laporan Lembaga Hak Asasi Manusia PBB, sudah lebih 20 ribu rakyat Suriah yang dibantai oleh rezim Syiah-Alawiyyin yang dipimpin Bashar al-Assad. Pembantaian itu terus berlanjut. Sepertinya al-Assad tak peduli dengan kamatian yang terjadi. Rakyatnya diperlakukan seperti binatang.
Dunia internasional tak mampu menghentikan semua kejahatan yang dilakukan al-Assad. Kekejaman yang tiada bandingnya sepanjang sejarah kemanusiaan. Seorang penduduk yang menyaksikan pembantaian di Houla, mengatakan, "Mereka membantai  penduduk seperti binatang", tukasnya.
Belum lama, rezim Syiah-Alawiyyin di Suriah dengan sangat menjijikkan membantai 108 penduduk Houla. Tanpa peduli. Kota Houla sebelumnya dihujani dengan tembakan senjata berat. Kemudian pasukan dan milisi Bashar al-Assad masuk, membantai perempuan, dan anak-anak, mereka di sayat-sayat dan dipotong. Kemudian mayat yang sudah dipotong-potong dibuang di jalan-jalan. Ini sebuah bentuk teror yang  dijalankan negara. Tujuannya menghentikan gerakan rakyat Suriah yang menginginkan rezim Alawiyyin itu segera pergi.
Juru bicara kantor hak asasi manusia PBB, mengatakan bahwa sebagian besar 108 orang yang tewas, termasuk  49 anak-anak  di wilayah Houla Suriahsemuanya dieksekusi dengan cara-cara yang sangat mengerikan. Berbicara kepada pers di Jenewa, Rupert Colville, juru bicara Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, mengatakan bahwa menurut saksi mata sebagian besar pembunuhan dilakukan "oleh pasukan rezim al-Assad, ujarnya, Selasa.

Pernyataan Collville muncul tidak lama setelah pertemuan antara utusan PBB Kofi Annan-Liga Arab  dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad di Damaskus, Selasa. "Penyelidikan sedang berlangsung, sekurang-kurangnya lebih dari 20 korban di desa Taldou tewas akibat tembakan artileri. Sebagian besar sisa korban di kota Houla dieksekusi," kata Colville. Colville juga mengatakan bahwa 49 anak dan 34 wanita di antara korban  pembantaian Houla.

Kofi Annan menyebut pembantaian di  Houla "sangat mengerikan dan akan membawa  konsekuensi besar", ujarnya sebelum Annan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Suriah Walid Muallem, Senin.

Berbicara kepada koresponden AA melalui internet, Abu Ubeyd, anggota Komisi Revolusi Suriah, mengatakan bahwa kunjungan Annan ke Suriah itu "tidak memiliki arti apa-apa". "Kunjungan Kofi Annan ke Damaskus sesudah pembantaian di Houla, tidak ada gunanya, karena rezim Alawiyyin setiap hari melanggar gencatan senjata", kata Ubeyd.

Rezim Syiah Alawiyyin sudah tidak dapat menerima bahasa politik, dan hanya mengerti bahasa kekuatan, tambah Ubeyd. Melihat terus berlangsungnya kejahatan yang dilakukan oleh Bashar al-Assad terhadap rakyatnya, menunjukkan bagaimana al-Assad menanggapi sikap dunia internasional atas segala kejahatan yang sudah dilakukannya. Assad tidak peduli lagi dengan dunia internasional. Rezim Syiah di Suriah, nampaknya tak peduli, dan tidak mau mendengarkan opini internasional.
Kekejaman yang dilakukan rezim Bashar al-Assad itu, benar-benar menjijjikan, dan mendapatkan dukungan dari Iran, Irak, dan Hesbollah  di Lebanon. Penerbangan terus berlangsung dari Bandara Meherabad-Iran, Irak, dan Lebanon, yang mengirimkan pasukan elite mereka membantu rezim Bashar al-Assad.
Mereka dengan menggunakan pakaian sipil, seakan-akan mereka merupakan turis yang akan mengunjungi Suriah. Tetapi, mereka adalah pasukan elite Iran, anggota Brigade al-Mahdi yang merupakan pasukan milisi yang dipimpin Al-Sadr di Irak, dan Hesbullah, sekarang bahu-membahu dengan pasukan al-Assad, melakukan pembantaian penduduk Suriah, yang ingin menggulingkan rezim Alawiyyin itu.
Kekuatan Syiah yang membentang mulai dari Lebanon, Irak, Iran, Bahrain, sampai ke Yaman, benar-benar menjadi ancaman keamanan secara regional, di dunia Arab, yang sekarang  ini terus menciptakan instabilitas di negara-negara Timur Tengah, seperti Lebanon, Bahrain, Yaman, dan bahkan di  Saudi. Iran menjadi pemain dibalik semua situasi yang sangat krusial di Timur Tengah saat ini. Di tengah-tengah dunia Arab, yang sedang mengalami transisi politiki. Wallahu'alam

Sumber Voa Islam.com
Share this post..

Aliran Aliran Sesat Utama!!!


FIRQOH-FIRQOH SESAT UTAMA

A. Syi’ah
1.         Syiah pada mulanya merupakan kata bahasa yang berarti pengikut dan pendukung setia seseorang. Mereka pada asalnya adalah para pengikut dan pendukung Ali a. Sedangkan orang-orang yang meyakini Ali sebagai Tuhan, atau Ali akan kembali di akhir zaman, atau Ali bersifat ma`sum dikenal sebagai kelompok sabaiyyah.
Akan tetapi bersamaan dengan berlalunya waktu, justru keyakinan Sabaiyyah inilah yang menjadi prinsip-prinsip dan keyakinan Syi`ah. Bahkan, di zaman ini prinsip-prinsip dan keyakinan Syi`ah telah bertambah sesatnya sampai-sampai menjadi agama baru yang bukan lagi Islam.
2.      1. Penyimpangan Syi`ah dalam Sumber.
Syi`ah telah mengganti sumber ajaran Islam. Al-Qur`an dan Sunnah Rosululloh n (yang telah dijaga secara akurat oleh para sohabat Nabi n  dan ulama-ulama Islam) digantikan oleh al-Qur`an dan Ahlul Bait (walaupun pengakuan riwayat ahlul bait pun jelas-jelas penuh riwayat dusta atau sama sekali bukan dari ahlu bait). Bahkan, Syi`ah mengklaim bahwa al-Qur`an yang sekarang berada di tangan kaum muslimin, bukanlah al-Qur`an yang sesungguhnya atau tidak lengkap. Al-Qur`an yang lengkap diturunkan kepada Fathimah atau yang diajarkan turun-temurun kepada ahlul bait.
3.      2. Penyimpangan Syi`ah dalam Tauhid.
Keyakinan-keyakinan Syiah telah dipenuhi oleh beragam kesyirikan. Syiriknya keyakinan Syi`ah dapat dilihat dari keyakinan mereka bahwa Alloh itu bersifat bada` (Dia tau tentang segala sesuatu setelah sebelumnya tidak tahu), mencaci maki para Sahabat Rosululloh n, bahkan menuduh dengan sangat keji bahwa para sohabat telah kufur setelah beliau n wafat. Bagitu juga keyakinan ‘ismah (kema’suman) para imam mereka telah dipenuhi oleh keyakinan syirik, Imam bisa mengetahui yang goib, memiliki hak penataan alam semesta sesuai kehendak mereka, penentu dikabulnya do’a, penentu hidayah bagi manusia, perantara antara manusia dengan Alloh,  dan lain-lain. Begitu juga pengakuan cinta kepada ahlul bait dipenuhi dengan berbagai kedustaan dan kepalsuan. Padahal, mereka sama sekali bukan pecinta ahlul bait, karena merekalah sesungguhnya yang membunuh Husein a dengan penuh jiwa pengkhianatan.
4.     3. Penyimpangan Syi`ah dalam Ittiba`.
Demikian pula dengan ajaran-ajaran bid`ah yang sama sekali tidak diajarkan Islam. Hari `asyuro yang dipenuhi dengan menyakiti tubuh, merobek-robek pakaian dan berbagai sikap ratapan yang kesemuanya merupakan ajaran-ajaran jahiliyyah. Kawin mut`ah yang merupakan zina terselubung telah menjadi bagian dari ajaran bid`ah buruk Syiah. Sholat yang harus mengahadap tanah karbala, adzan yang ditambah dengan kalimat “as solatu ala khoirul amal” dan masih banyak lagi ajaran sesatnya. Ajaran-ajaran inilah yang saat ini menjadi agama Syi`ah itsna `asyariyah (Syi`ah 12 imam) atau Syi`ah rofidoh, Syi`ah Iran yang mempelopori gerakan revolusi Iran dengan tokohnya Khomaeni.
B. Khowarij
5.                  Khowarij pada mulanya adalah orang-orang yang keluar dari sunnah dan jama`ah (para sohabat) saat terjadi peristiwa tahkim yang dilaksanakan untuk menentukan hukum Alloh demi perdamaian antara dua kelompok ummat yang berperang pada zaman Sohabat. Yaitu kelompok Ali bin Abi Tholib a dan kelompok Mu`awiyah bin Abi Sufyan a. Kedua belah pihak sepakat untuk membentuk lajnah (panitia)penerapan hukum Alloh atas perdamaian yang mereka inginkan. Kaum Khowarij mengatakan bahwa dengan mengangkat seorang hakim (anggota panitia dari pihak Ali rda), maka Ali bin Abi Tholib telah memberi hak membuat hukum (hak tasyri`) kepada makhluk yang berarti suatu kesyirikan yang nyata. Inilah yang membuat mereka keluar dari sikap para sohabat, sehingga mereka mengkafirkan Ali bin Abi Tholib dan para sohabat pendukungnya.  Memang benar, bahwa memberikan seseorang hak untuk membuat hukum di luar koridor hukum Alloh adalah suatu kesyirikan dan kekufuran yang nyata. Akan tetapi, yang dilakukan oleh Ali a bukanlah demikian. Yang beliau a lakukan adalah mengangkat seorang hakim yang bertugas memutuskan masalah yang terjadi dengan hukum Alloh l. Jadi bukan sama sekali menyingkirkan hukum Alloh dan menggantinya dengan hukum yang lainnya.
6.                 Menurut Khowarij, semua dosa besar dapat mengeluarkan seseorang dari Islam. Mereka dengan sangat mudah mengkafirkan orang-orang (secara langsung personalnya) yang mereka anggap murtad tanpa melihat syarat-syarat dan halangan-halangannya. Karena semua itu, mereka terkenal lebih sering memerangi ummat Islam sendiri dibanding memerangi orang-orang kafir. Hal ihwal mereka telah dikhabarkan Rosululloh n sebelum beliau wafat. Sikap guluw (melampaui batas-batas syari`ah) inilah yang telah menjadikan faham khowarij menjadi faham yang sangat ekstrim, tanpa rahmah. Seperti firqoh-firqoh sesat lainnya, dasar penyimpangan mereka adalah karena penyelisihan terhadap sunnah Rosululloh n dan para Sohabatnya dalam memahami hukum-hukum Islam.
C. Sufiyah
7.                  Pada mulanya, kelahiran tasawwuf sama sekali tidak bercampur dengan aqidah umat Islam yang masih murni mengikuti para salafus solih. Tasawwuf hanya mengajarkan parktek-praktek zuhud (hidup sederhana), keketatan ibadah dan sikap akhlak (suluk) yang terkadang melampaui batas-batas syari`ah. Dengan demikian telah memasuki daerah kebid’ahan.
Akan tetapi semakin hari, ajaran Tasawwuf dipenuhi dengan barbagai keyakinan yang bercampur aduk, ada paganisme, Yahudi, Kristen, hindu, budha, Majusi, dan firoq-firoq dollah yang banyak sekali.
8.        1. Penyimpangan Sufiyah dalam Sumber.
Sumber agama Islam, yaitu al-Qur`an dan Sunnah telah ditambah-tambah dengan  berbagai sumber-sumber lain, bahkan sumber-sumber lain inilah yang lebih mendominasi al-Qur`an dan Sunnah itu sendiri. Mimpi, kasyaf (penerawangan alam gaib) dan hadis-hadis palsu dan munkar justru telah menjadi sumber utama bagi para penganut tasawwuf.
9.           2. Penyimpangan Sufiyah dalam Tauhid.
Aqidah tasawwuf telah banyak dicampuri oleh ajaran-ajaran syirik. Keyakinan mereka tentang Nabi Muhammad n juga banyak yang melampaui batas syari`at. Mereka berkeyakinan bahwa nabi Muhammad n diciptakan sebelum adanya alam semesta, bahkan semua alam semesta diciptakan dari cahayanya dan untuknya. Prinsip-prinsip kewalian yang dipenuhi dengan sihir, bahkan ada yang sampai kepada prinsip wihdatul wujud (manunggaling kawulo lan gusti) yang mengajarkan penyatuan Dzat Alloh dengan seluruh alam semesta yang dalam hal ini menyatu dengan sang wali. Wali yang tidak pernah berbuat salah, kalaupun secara kasat mata salah tapi hakikatnya sama sekali tidak salah, setelah mati mereka masih hidup sehingga bisa mendengar keluhan dan rintihan pengikutnya, mereka memiliki banyak karomah sampai ada yang bisa terbang, bisa ada di dua tempat berbeda dalam waktu bersamaan, dipercaya atau bahkan mengklaim memiliki kemampuan mengetahui sesuatu yang gaib dan keyakinan-keyakinan syirik lainnya.
Kuburan-kuburan dan tempat-tempat keramat penuh dengan legenda-legenda kesucian dan kekaromahan penghuninya juga telah menjadi ajaran bid`ah yang sangat jelas. Sehingga situasi kuburan dan tempat-tempat keramat dipenuhi oleh orang-orang yang berziarah untuk mencari berkah atau meminta berbagai kebutuhan dalam kehidupan yang ini merupakan kesyirikan yang jelas sekali.
10.         3. Penyimpangan Sufiyah dalam Ittiba`.
Begitu juga ajaran-ajaran ta`abbud dan suluk mereka telah banyak sekali dipenuhi oleh berbagai tata aturan bid`ah. Sholawat bid`ah yang berbagai ragam sesuai dengan tarekatnya, cara solat yang dipenuhi dengan sikap semedi yang bebeda-beda, sikap dzikir yang memiliki tata aturan yang bermacam-macam yang sama sekali tidak diajarkan oleh Rasululloh saw. Begitu pula dalam tata olah bathin yang sama sekali tidak merujuk kepada manusia yang paling bertaqwa, yaitu Rosululloh n. Amalan-amalan yang harus dipenuhi oleh para penganut tasawwuf untuk membersihkan jiwa telah dipenuhi berbagai bid`ah yang justru menjadi racun qolbu. Sampai-sampai untuk mengejar penyucian jiwa, mereka diwajibkan meninggalkan menuntut ilmu-ilmu syar`i  yang diajarkan dalam al-Qur`an dan Sunnah. Lalu, ilmu yang mereka dapat dari hasil dzikir dan riyadhoh itulah yang akan melahirkan cahaya ilmu ladunni (diklaim sebagai ilmu yang langsung datang dari Alloh l melalui bisikan jiwa).