This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 26 Juni 2012

Titik Mula Sebuah Perjalanan



TITIK MULA SEBUAH PERJALANAN
Titik mula perjalanan ini adalah saat penciptaan manusia pertama, bapak seluruh manusia yaitu Nabi Adam p yang diciptakan Alloh l dari tanah dengan tangan-Nya sendiri. Kemudian ditiupkan padanya ruh dan diperintahkan kepada para malaikat untuk bersujud kepadanya. Para malaikat pun bersujud kepada Adam p sebagai  bukti ketaatan mereka kepada Alloh l dan penghormatan mereka kepada Adam p. Namun pada saat yang sama, terjadilah suatu kedurhakaan yang besar sekali berupa pembangkangan Iblis terhadap Alloh l dengan menolak untuk bersujud kepada Adam p seraya takabur atas dasar klaim bahwa bahan asal penciptaan dirinya, yaitu api yang dianggapnya lebih mulia dari bahan asal penciptaan Adam p, yaitu tanah. Murkalah Alloh l dan terkutuklah Iblis.
Alloh l berfirman:

“(Ingatlah) ketika Robbmu berfirman kepada para  malaikat: ‘Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah.’ Maka apabila telah Ku-sempurnakan penciptaannya dan Ku-tiupkan kepadanya ruh (ciptaan)-Ku; maka hendaklah kalian bersujud kepadanya. Lalu seluruh malaikat pun bersujud semuanya, kecuali Iblis; dia menyombongkan diri dan jadilah dia termasuk orang-orang yang kafir. Alloh berfirman: ‘Hai Iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku? Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?’ Iblis berkata: ‘Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.’ Alloh berfirman: ‘Keluarlah kau dari surga! Sesungguhnya kau adalah makhluk yang terkutuk, sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan.” (QS. Shod [38]: 71-78



TERGODA DAN TURUN KE BUMI





Setelah Adam p dianugerahi seorang istri yang Alloh l ciptakan dari salah satu tulang rusuk Adam p sendiri, mereka berdua pun dipersilahkan untuk menghuni surga dengan diberikan dua pesan yaitu agar berhati-hati  jangan sampai musuh mereka Iblis menipu mereka dan mengeluarkan mereka dari surga dan pesan kedua agar tidak mendekati salah satu pohon surga.

Tetapi pada kenyataannya, Adam p terpedaya oleh tipuan Iblis yang membujuk dan merayunya. Maka didekatinya pohon itu bahkan kemudian mereka berdua mencicipi buahnya.

Adam p dan Hawa pun menyesal serta mengakui kesalahan mereka, lalu meminta ampun kepada Alloh l dan Alloh l pun mengampuni mereka. Kemudian Alloh l memerintahkan mereka untuk keluar dari surga dan turun ke bumi.
Alloh l berfirman:

“Dan Kami berfirman: ‘Hai Adam, diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zholim.” (QS. al-Baqoroh [2]: 35)
 
“Maka Kami berkata: ‘Hai Adam, sesungguhnya ini (Iblis) adalah musuh bagimu dan bagi istrimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka’.” (QS. Thoha [20]: 117)  
“Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari aurat mereka  dan setan berkata: ‘Robb kalian  tidak melarang kalian untuk mendekati pohon ini, melainkan supaya kalian berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga).’ Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya. ‘Sesungguhnya saya adalah seorang penasehat bagi kalian berdua.’ Maka setan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah mencicipi buah pohon itu, nampaklah bagi keduanya aurat-aurat mereka, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Robb mereka menyeru mereka: ‘Bukankah Aku telah melarang kalian berdua dari pohon itu dan Aku katakan kepada kalian: ‘Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kalian berdua?” (QS. al-A'rof [7]: 20-22)
Demikianlah godaan, bujukan dan rayuan Iblis kepada Adam p dan istrinya Hawa, yang menyebabkan keduanya dikeluarkan dari surga dan diturunkan untuk mendiami bumi.


PESAN DI GERBANG SURGA

Bersamaan dengan turunnya Adam p dan Hawa dari surga ke bumi, Iblis pun diturunkan dari surga untuk kemudian tinggal di bumi yang sama dengan keduanya.
Dalam pelepasan kedua jenis makhluk Alloh l itu, Alloh l pun memberi pesan terakhir kepada mereka sebelum menjalani kehidupan yang sangat berbeda dengan kehidupan yang sebelumnya, yaitu kehidupan dunia yang penuh dengan liku-liku kesedihan dan kesulitan. Kehidupan yang penuh cobaan dan pertarungan di antara kedua jenis makhluk itu.
Alloh l  berfirman: 
“Turunlah kalian semua dari surga! Sebagian kalian menjadi musuh bagi sebagian lainnya. Jika datang kepada kalian petunjuk dari-Ku, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan sengsara. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit dan akan Kami kumpulkan mereka pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thoha [20]: 123-124)
 
“Kami berfirman: ‘Turunlah kalian semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepada kalian, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.’ Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS. al-Baqoroh [2]: 38-39)
Turunlah Adam p dan istrinya untuk menjalankan tugas yang memang telah ditentukan sebelumnya.





AMANAT BESAR

Turunlah pasangan manusia pertama untuk menjalankan tujuan penciptaan dan tugas utamanya yaitu menunaikan amanat yang telah diterimanya dengan sukarela, padahal  langit, bumi dan gunung-gunung menolak dan merasa ngeri untuk memikulnya.
Alloh l berfirman:

“Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zholim dan amat bodoh.” (QS. al-Ahzab [33]: 72)

Ibnu Katsir v meriwayatkan bahwa Al Oufi v (salah seorang murid Ibnu ‘Abbas h) meriwayatkan bahwasanya Ibnu Abbas h  berkata:

Yang dimaksud dengan amanat adalah “ketaatan”. Alloh l telah menawarkan kepada makhluk-makhluk itu (yaitu langit, bumi dan gunung-gunung) sebelum menawarkannya kepada Adam p. Maka Alloh l berfirman kepada Adam p: Aku telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, akan tetapi mereka tidak bersedia memikulnya. Apakah engkau siap memikulnya? Adam p pun bertanya: “Wahai Robb, apakah kandungannya? Alloh l pun berfirman: “Jika engkau berbuat baik maka engkau akan diganjar kebaikan sebaliknya jika engkau berbuat buruk, maka engkau akan dihukum (siksa)”, maka Adam p pun menerima amanat itu.”

Kita perhatikan ayat tersebut dengan seksama dan memperhatikan pula penafsiran Ibnu Abbas h tersebut dengan tidak dirinci isi dan konsekuensi amanat tersebut. Yang ada adalah penetapan status “perhitungan”. Tetapi Ibnu Katsir v setelah meriwayatkan perkataan dari beberapa ulama salaf yang kemudian beliau menyimpulkan bahwa amanat itu adalah “tugas, perintah-perintah dan larangan-larangan”.

Pesan di gerbang surga pun mengandung janji bahwa Alloh l akan menurunkan hidayah-Nya (petunjuk-Nya) dan menjanjikan ganjaran yang baik untuk mereka yang mengikuti petunjuk itu serta ancaman hukuman untuk mereka yang menolaknya. Petunjuk yang Alloh l turunkan adalah Islam itu sendiri.
  • Jadi amanat itu adalah ajaran-ajaran Islam. Yaitu, Islam yang murni bukan Islam yang dirasuki oleh kepalsuan-kepalsuan.
  • al-Qur’an telah menjelaskan dua hal yang menjadi cakupan amanat ini secara tersirat, yaitu tujuan hidup dan tugas (jabatan) manusia (kekhilafahan).

Jadi amanat itu adalah penerapan Islam dalam pelaksanaan tujuan hidup dan penunaian tugasnya.