Senin, 29 Februari 2016

Selalu berdusta Di setiap Ucapan adalah Sifat Orang Munafik bag 3


Assalamu ‘alaikum warohmatullohi wabarokatuh//

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ وَالصَّلاَة ُوَالسَّلاَمُ عَلَى رَسَوُلِ اللهِ وَعَلَى ألِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ أَمَّا بَعْدُ


Pembaca yang budiman// Selalu berdusta adalah termasuk kriteria salah satu sifat orang-orang munafik. Dan kriteria ini termasuk kemunafikan kecil yang merupakan jalan menuju kemunafikan yang besar. Oleh karena itu, seorang muslim harus berhati-hati, menghindarinya, serta tidak meremehkan sedikitpun darinya, dengan alasan karena ia hanya kemunafikan kecil. Karena yang demikian itu termasuk sesuatu yang menghinakan. 
Dalam hadis riwayat Imam Al Bukhori Dari Abu Hurairoh a, diriwayatkan bahwasannya Rosululloh   bersabda,
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاث إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَ إِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَ إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
“Tanda orang munafik itu tiga apabila ia berucap berdusta, jika membuat janji berdusta, dan jika dipercayai mengkhianati”
Dalam riwayat Muslim disebutkan,
وِ إِنْ صَامَ وَ صَلَّى وَ زَعَمَ أَنُّه مُسْلِمٍ
“Dan apabila ia mengerjakan puasa dan sholat, ia menyangka bahwa dirinya seorang muslim”
Pembaca yang budiman// Nifak atau pelakunya disebut munafik merupakan salah satu penyakit yang sangat berbahaya. Jika tidak ditangani sesegera mungkin akan mengakibatkan penderitanya binasa. Penyakit ini adalah penyakit yang amat menjijikkan dan mengakibatkan  penyimpangan yang amat buruk. Seorang mulim sejati tentu sangat mewaspadai penyakit akut ini, hanya saja terkadang ia tidak menyadari bahwa ternyata ia telah terjangkit penyakit ini, terutama nifak yang bersifat lahiriah.
Apa itu nifak? Sebagaimana yang dikatakan Ibnu Katsir, nifak adalah menampakkan kebaikan dan menyembunyikan keburukan. Sementara itu, Ibnu Juraij v mengatakan, “Orang munafik ialah orang yang omongannya menyelisihi tindak-tanduknya, batinnya menyelisihi lahiriahnya, tempat masuknya menyelisihi tempat keluarnya, dan kehadirannya menyelisihi ketidakadaannya”
Dalam sejarah Islam, sifat munafik baru muncul setelah hijrah Nabi n dari Makkah ke Madinah, tepatnya setelah peristiwa perang Badar. Saat itu di Makkah belum dijumpai orang-orang munafik. Yang ada justru sebaliknya, yaitu ada sejumlah orang yang menampakkan kekufuran karena acaman-ancaman yang menghujam namun sejatinya pada sanubarinya mukmin.
Seperti yang telah diketahui bersama, bahwa ketika di Makkah orang-orang mukmin masih terbilang sedikit, sementara orang-orang kafir mendominasi, sehingga seakan kaum mukmin nampak lemah. Situasi ini berubah drastis ketika Alloh mengizinkan kaum mukmin berhijrah dari kampung halaman mereka di Makkah menuju Madinah yang saat itu sudah banyak pula orang yang memeluk agama Islam berkat delegasi-delegasi yang Nabi utus ke Madinah sebelumnya, seperti Mush’ab bin ‘Umair, untuk mendakwahkan Islam. Di kota inilah orang-orang beriman mulai nampak jaya dan berwibawa di mata seluruh dunia serta dipertimbangkan keberadaanya. Di masa ini pun belum ada orang-orang munafik.
Kejayaan ini semakin nampak jelas setelah peristiwa perang Badar antara orang-orang beriman melawan orang-orang kafir yang dimenangkan orang-orang beriman. Dengan demikian, Alloh benar-benar meninggikan syiar Islam dan pemeluknya. Mulai saat itulah orang-orang kafir berpura-pura memeluk Islam, padahal hati mereka menyembunyikan kekufuran. Inilah yang disebut orang-orang munafik.
Kemunafikan ini semakin menjadi-jadi setelah masa berlalu. Bahkan Imam Malik pernah berkata, “Nifaq di masa Rosululloh  n  itu zindiq di masa kita sekarang”
Pembaca yang budiman// Agar seorang mukmin dapat terjaga dari sifat nifak ini, dalam Kitab Mufsidat Al-Qalb  An-Nifaq dikatakan ada beberapa tips yang sebaiknya dilakukan:
Pertama; Bersegera melaksanakan sholat jika waktunya telah tiba dan berusaha mendapatkan takbiratul ihrom imam sholat jamaah di masjid. Hal ini mengingat hadits Anas bin Malik a, bahwa Rosululloh  n bersabda, “Siapa yang menunaikan sholat berjama’ah selama 40 dengan memperoleh takbiratul ihrom imam, maka ia akan ditetapkan terbebas dari dua hal, yakni terbebas dari neraka dan terbebas dari kenifakan” (Hadis Riwayat  At-Tirmidzi).

Yang kedua; Berakhlak baik dan memperdalam agama. Rosululloh  n bersabda, “Ada dua sifat yang tidak akan pernah tergabung dalam hati orang munafik: perilaku luhur dan pemahaman dalam agama” (Hadis Riwayat At-Tirmidzi).
Kemudian yang ketiga; Bersedekah. Rosululloh  n  bersabda, “Sedekah merupakan bukti” (Hadis Riwayat Muslim). Bukti di sini maksudnya bukti akan keimanan. Oleh karena itu, orang munafik tidak suka bersedekah karena tidak adanya iman yang mendasarinya.

Selanjutnya yang keempat; Menghidupkan sholat malam. Imam Qotadah v  pernah berkata, “Orang munafik itu sedikit sekali sholat malam.” Hal tersebut karena orang munafik hanya akan semangat beramal jika ada orang yang menyaksikannya. Jika tidak ada, maka motifasi untuk beramal sholih pun tiada. Maka jika ada seorang hamba mendirikan sholat malam, maka itu menjadi bukti bahwa dalam dirinya tidak ada sifat nifak dan menjadi bukti keimanannya yang benar.

Dan yang kelima; Jihad di jalan Alloh, Imam Muslim menceritakan dari Abu Musa Al-Asy’ari, Rosululloh bersabda, “Siapa yang mati dalam keadaan tidak pernah berperang dan tidak pernah terbetik dalam dirinya, maka ia mati di atas cabang kemunafikan.” An-Nawawi menjelaskan, “Maksudnya, siapa yang melakukan hal ini, maka ia dianggap telah menyerupai orang-orang munafik yang tidak melaksanakan jihad.”

Yang keenam; Memperbanyak zikir dan berdoa, Ka’b menyatakan, “Orang yang memperbanyak zikir, akan terlepas dari sifat nifak.”


Demikianlah Pembaca yang budiman// Mudah-mudahan Alloh l menjauhkan kita semua dari sifat dusta yang merupakan sifat kemunafikan dan segala sifat buruk yang melemahkan iman dan agar kita diwafatkan di atas cahaya keimanan.

0 komentar:

Posting Komentar