Pertanyaan; Dari
hamba Alloh di gunung
putri..apakah boleh membaca alquran terjemahan bagi wanita yang sedang haidh
?amalan apa saja yg bisa lakukan oleh wanita yg sdg haid ?
Jawaban;
Kalau yang dibaca adalah Al Quran terjemahan, itu tidak termasuk
mushaf.
Imam Nawawi rohimahullah dalam Al Majmu’ mengatakan, “Jika kitab tafsir tersebut
lebih banyak kajian tafsirnya daripada ayat Al Qur’an sebagaimana umumnya kitab
tafsir semacam itu, maka yang lebih tepat, kitab tafsir semacam itu tidak
mengapa disentuh karena tidak disebut mushaf.”
Jika yang disentuh adalah Al Qur’an terjemahan dalam bahasa non
Arab, maka itu tidak disebut mushaf yang disyaratkan dalam hadis menyentuhnya
dalam keadaan suci. Namun kitab atau buku seperti itu disebut tafsir
sebagaimana ditegaskan oleh ulama Malikiyah. Oleh karena itu tidak mengapa
menyentuh Al Qur’an terjemahan seperti itu karena hukumnya sama dengan
menyentuh kitab tafsir. Akan tetapi, jika isi Al Qur’annya lebih banyak atau
sama banyaknya dari kajian terjemahan, maka seharusnya tidak disentuh dalam
keadaan berhadas. Wallohu a’lam
Adapun amalan yang bisa dilakukan bagi wanita haidh.
- Membaca Al-Quran tanpa menyentuh lembaran mushaf. Boleh menyentuh ponsel atau tablet yang ada konten Al-Qurannya. Sehingga, bagi wanita haid yang ingin tetap menjaga rutinitas membaca Al-Quran, sementara dia tidak memiliki hafalan, bisa menggunakan bantuan alat, komputer, atau tablet atau semacamnya.
- Berdzikir dan berdoa. Baik yang terkait waktu tertentu, misalnya doa setelah adzan, doa seusai makan, doa memakai baju atau doa hendak masuk WC, dan lain lain. Membaca dzikir mutlak sebanyak mungkin, seperti memperbanyak tasbih (subhanallah), tahlil (la ilaha illallah), tahmid (alhamdulillah), dan zikir lainnya.
- Melayani suami, bukan berarti wanita absen dari membahagiakan suami. Seorang istri tetap harus siap melayani suaminya, khususnya kebutuhan biologisnya. Meski diharamkan melakukan persetubuhan, suami dibolehkan bersenang-senang dengan istri.
- Belajar ilmu agama, seperti membaca buku-buku islam. Mendengarkan ceramah, bacaan Al-Quran atau semacamnya.
- Bersedekah, infak, atau amal sosial keagamaan lainnya.
- Menyampaikan kajian.
Dan
masih banyak amal ibadah lainnya yang bisa menjadi sumber pahala bagi wanita
haid. Karena itu, tidak ada alasan untuk bersedih atau tidak terima dengan
kondisi haid yang dia alami.
Allohu a’lam
0 komentar:
Posting Komentar