HIDUP hanyalah sementara. Setiap manusia akan diminta
pertanggungjawaban kelak di akhirat. Demikian nasihat dari Sekretaris
Jenderal Forum Umat Islam, Ustadz Muhammad Al Khaththath kepada Ansyad
Mbai.
“Ansyad Mbai lupa bahwa hidup tidak hanya di dunia, ada akhirat, ada hari perhitungan, ada mahkamah di akhirat, dan ada hari pembalasan,” katanya kepada Islampos.com, Kamis (7/3/2013).
Sudah sepatutnya sebagai manusia yang tidak kekal hidup di dunia, Ansyad berfikir apakah dirinya selamat dari pengadilan Allah Subhanahu wa Ta ‘ ala.
“Apakah Ansyad ini berfikir kesudahannya nanti bagaimana? Apakah dia ini bakal selamat ataukah celaka di akhirat?” tanyanya kepada ketua Badan Nasional Penanggulangan Terorisme itu.
“Kalau tahu bahwa orang zalim akan bangkrut di akhirat, saya yakin dia tidak akan se arogan itu,” tambahnya.
Sebelumnya, Ansyad Mbai tidak setuju adanya desakan sejumlah pimpinan ormas Islam dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang meminta pembubaran Detasemen khusus 88 Anti Teror (Densus 88). Ansyad menilai tuntutan itu salah kaprah.
“Itu salah kaprah, harusnya teroris yang disuruh bubar. Densus hadir karena adanya terorisme, penjahatnya Densus atau teroris? Akhirnya rakyat yang jadi bingung, negara tidak boleh kalah melawan terorisme,” ujar Ansyaad Mbai dalam diskusi BNPT di Warkop Phoenam, Jalan Boulevard, Makasar, Rabu (6/3/2013). (Pz/Islampos)
“Ansyad Mbai lupa bahwa hidup tidak hanya di dunia, ada akhirat, ada hari perhitungan, ada mahkamah di akhirat, dan ada hari pembalasan,” katanya kepada Islampos.com, Kamis (7/3/2013).
Sudah sepatutnya sebagai manusia yang tidak kekal hidup di dunia, Ansyad berfikir apakah dirinya selamat dari pengadilan Allah Subhanahu wa Ta ‘ ala.
“Apakah Ansyad ini berfikir kesudahannya nanti bagaimana? Apakah dia ini bakal selamat ataukah celaka di akhirat?” tanyanya kepada ketua Badan Nasional Penanggulangan Terorisme itu.
“Kalau tahu bahwa orang zalim akan bangkrut di akhirat, saya yakin dia tidak akan se arogan itu,” tambahnya.
Sebelumnya, Ansyad Mbai tidak setuju adanya desakan sejumlah pimpinan ormas Islam dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang meminta pembubaran Detasemen khusus 88 Anti Teror (Densus 88). Ansyad menilai tuntutan itu salah kaprah.
“Itu salah kaprah, harusnya teroris yang disuruh bubar. Densus hadir karena adanya terorisme, penjahatnya Densus atau teroris? Akhirnya rakyat yang jadi bingung, negara tidak boleh kalah melawan terorisme,” ujar Ansyaad Mbai dalam diskusi BNPT di Warkop Phoenam, Jalan Boulevard, Makasar, Rabu (6/3/2013). (Pz/Islampos)