DASAR-DASAR
MANHAJ AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH
Dalam meniti sirotul mustaqim Ahlussunnah Wal Jama’ah
berpegang teguh pada rambu-rambu sirotul mustaqim berikut dan menjadikannya
sebagai dasar-dasar manhaj mereka:
A.
Tauhidulloh (Mengesakan Alloh ).
1.
1. Arti Tauhid.
Tauhid adalah mengesakan Alloh dalam rububiyah-Nya, yaitu dalam
perbuatan-perbuatan ketuhanan-Nya, dan dengan mengesakan dan memuliakan
nama-nama dan sifat-sifat-Nya serta mengesakan Alloh pada hak-hak-Nya sebagai Ilah (Tuhan) untuk
seluruh alam.
“Dan Aku tidak menciptakan
jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku saja.” (QS. adz-Dzariyat [51]: 56)
2.
2. Lawan tauhid
adalah syirik.
Yaitu menyekutukan Alloh dalam rububiyah-Nya atau dalam nama-nama dan sifat-sifat-Nya serta hak-hak
ke-Ilahan-Nya, atau menyekutukan
pada salah satu atau sebagiannya.
“Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Alloh, maka pasti Alloh mengharamkan atasnya surga, dan tempatnya ialah
neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zôlim itu seorang penolong pun.” (QS. al-Ma’idah [5]: 72)
﴿
¨bÎ) ©!$# w ãÏÿøót br& x8uô³ç ¾ÏmÎ/ ãÏÿøótur $tB tbrß y7Ï9ºs `yJÏ9 âä!$t±o 4 `tBur õ8Îô³ç «!$$Î/ Ïs)sù #utIøù$# $¸JøOÎ) $¸JÏàtã ﴾
“Sesungguhnya Alloh tidak
akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari
(syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan
Alloh, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. an-Nisa’ [4]: 48)
B.
Ittiba’.
1.
Arti ittba’.
Ittiba’ berarti “pengikutan”. Ittiba’
yang dimaksud sebagai dasar agama Islam adalah pengikutan kepada Rosululloh dalam memahami
Islam dan menerapkannya. Karena Rosululloh sendiri hanya
komitmen terhadap pengikutan kepada wahyu Ilahi, maka pada hakikatnya ittiba’
adalah mengikuti wahyu dari Alloh .
2. Ittiba’ pengawal kemurnian.
Tidak akan
mungkin kita dapat menjaga kemurnian Islam kecuali dengan tetap konsisten
(sangat tegas) kepada ittiba’. Meninggalkan ittiba’ secara keseluruhan berarti
keluar dari Islam. Sedangkan meninggalkan sebagian dasar dari ittiba’, berarti
masuk ke dalam lingkaran bid’ah, bahkan bisa mengeluarkan seseorang dari Islam.
C.
Sumber yang benar dalam hukum dan pemahaman.
3.
Salah
satu dasar manhaj Ahlus Sunnah yang sangat penting adalah
menimba pemahaman Islam atau hidâyah dari sumber
yang benar. Satu-satunya sumber yang mutlak benar dalam Islam adalah wahyu
Alloh yang berbentuk al-Qur’an dan al-Hadits
(as-Sunnah), yang harus dirujukkan (disandarkan pemahamannya) kepada Alloh dan Rosul-Nya.
﴿ $pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#þqãYtB#uä (#qãèÏÛr& ©!$# (#qãèÏÛr&ur tAqߧ9$# Í<'ré&ur ÍöDF{$# óOä3ZÏB ( bÎ*sù ÷Läêôãt»uZs? Îû &äóÓx« çnrãsù n<Î) «!$# ÉAqߧ9$#ur bÎ) ÷LäêYä. tbqãZÏB÷sè? «!$$Î/ ÏQöquø9$#ur ÌÅzFy$# 4 y7Ï9ºs ×öyz ß`|¡ômr&ur ¸xÍrù's? ﴾
“Hai
orang-orang yang beriman, taatilah Alloh dan taatilah Rosul-Nya, dan ulil amri
di antara kalian. Kemudian jika kalian berselisih tentang sesuatu, maka
kembalikanlah hal itu kepada Alloh (al-Qur’an) dan Rosul (sunnahnya), jika kalian
benar-benar beriman kepada Alloh dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih
utama dan lebih baik akibatnya.” (QS.
an-Nisa’ [4]: 59)
D.
Metode Pemahaman yang benar.
4.
Ahlus Sunnah berpegang
teguh kepada pemahaman dan metode pemahaman para sahabat, karena mereka adalah
umat yang telah mendapat “serfitikat kebenaran” dari Alloh melalui banyak ayat-ayat al-Qur’an. Demikian
pula jika mereka telah berijma’ terhadap suatu masalah, maka ijma’
mereka adalah hukum yang wajib diikuti dan tidak boleh memilih pilihan lain selain
pilihan mereka.
Selain memberikan “serfitikat kebenaran” tersebut, Alloh pun telah mengancam orang-orang yang
menyelisihi mereka. Untuk lebih jelasnya, marilah kita renungkan hal-hal
berikut:
﴿
`tBur È,Ï%$t±ç tAqߧ9$#
.`ÏB
Ï÷èt/
$tB tû¨üt6s?
ã&s!
3yßgø9$#
ôìÎ6Ftur
uöxî
È@Î6y tûüÏZÏB÷sßJø9$# ¾Ï&Îk!uqçR
$tB 4¯<uqs?
¾Ï&Î#óÁçRur zN¨Yygy_
( ôNuä!$yur
#·ÅÁtB
﴾
“Dan
barangsiapa yang menentang Rosul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti
jalan yang bukan jalan orang-orang mu’min, Kami leluasakan dia di kesesatannya
yang telah dijalaninya itu, dan kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan
Jahannam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. an-Nisa’ [4]: 115)
﴿
öNçGZä. uöyz
>p¨Bé&
ôMy_Ì÷zé&
Ĩ$¨Y=Ï9
tbrâßDù's? Å$rã÷èyJø9$$Î/ cöqyg÷Ys?ur
Ç`tã
Ìx6ZßJø9$# tbqãZÏB÷sè?ur «!$$Î/
﴾
“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan
untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan
beriman kepada Alloh.” (QS. ali-‘Imron [3]: 110)
﴿ ôs)©9 _ÅÌu ª!$# Ç`tã úüÏZÏB÷sßJø9$# øÎ) tRqãèÎ$t7ã |MøtrB Íotyf¤±9$# zNÎ=yèsù $tB Îû öNÍkÍ5qè=è% tAtRr'sù spuZÅ3¡¡9$# öNÍkön=tã öNßgt6»rOr&ur $[s÷Gsù $Y6Ìs% ﴾
“Sesungguhnya Alloh telah rido terhadap orang-orang
mu’min ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Alloh me-ngetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu
menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan
kemenangan yang dekat (waktunya).” (QS. al-Fath [48]: 18)
﴿
÷bÎ*sù
(#qãZtB#uä
È@÷VÏJÎ/
!$tB
LäêYtB#uä ¾ÏmÎ/ Ïs)sù
(#rytG÷d$# ( bÎ)¨r (#öq©9uqs?
$oÿ©VÎ*sù öNèd
Îû 5-$s)Ï© ( ãNßgx6Ïÿõ3u|¡sù ª!$#
4 uqèdur
ßìÏJ¡¡9$#
ÞOÎ=yèø9$# ﴾
“Maka jika mereka beriman
kepada apa yang kalian telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat
petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam
penentangan (kesesatan). Maka Alloh akan memelihara kalian dari mereka. Dan Dia-lah
yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. al-Baqoroh [2]: 137)
0 komentar:
Posting Komentar