Kamis, 25 Agustus 2011

Jadi Senior Jangan “Diktator”

         Kalo menurut  kamus bahasa Indonesia sih, istilah diktator  itu adalah kepala pemerintahan yang mempunyai kekuasaan mutlaq. Ciri-cirinya anti kritik lho…. Anti perubahan. Nah, kenapa dalam judul ini di beri tanda petik;’ Diktator’…? Hayo kenapa, ada yang tau ngga? Karena bukan arti sesunggguhnya sebagai kepala pemerintahan . Tapi bisa pula meliputi  kepemimpinan di sebuah sekolah. Mungkin ada kepala sekolah yang dictator, ada ketua osis yang diktator, ada ketua rohis yang juga dictator, ada pula ketua paskibra, palang merah remaja, dan ada ketua kelas juga yang ikut- ikutan dictator. Baik para senior di sekolahor di pengajian yang merasa besar kepala (sombong), nggak mau dikalahkan sama para juniornya.

Prisipnya:
Aturan pertama adalah Senior Pasti Benar,
Aturan Kedua adalah Kalo senior ngelakuin kesalahan, liat aturan yang pertama,,,,, beuuuuhhhh (ini sih namanya pengen menang sendiri, bener ngga ???)
             
            Sobat muda muslim yang beriman, istilahnya emang serem abis ya…. Diktator… Diktator..! Jadi bisa ngebayangin deh kalo model begini berarti pemimpinnya galak bener tuh, kalo dalam pemerintahan bisa refresif  alias brutal secara fisik seperti contoh yang  terjadi sekarang-sekarang di pemerintahan kita: mengejar, memukul meringkus, memenjarakan, membulak balikan uang rakyat, bahkan membunuh orang-orang yang tidak setuju dengan pendapatnya. Bukan diajak dialog, tapi langsung dimusuhi  serem banget yahhhh uadah kaya kanibal…! Ko kanibal seperti makan orang aja yee hehehe,,,,, Sobat apa kamu punya senior kaya begitu alias Diktator di sekolahmu..? Kerjaannya bukan melindungi junior eh malah malah  memeras junior, menyuruh hal-hal yang gak  penting, agar mau tunduk kepada mereka, jadi ada  jatah setor duit kepada si diktator setiap hari gitu,, dan melakukannya dengan ancaman bahkan dengan kekerasan. Idiiih , itu senior apa preman jalanan..?

            Maka jangan heran dong kalo perbedaan kelas di tunjukin sama senior untuk menekan junior. Senior malah fasih memaki maki junior di depan  temen-temen mereka ketimbang  menemani mereka belajar dan mengenalkan apa itu arti penghormatan atau penghargaan. Umumnya senior malah bersuka cita dan semangat melayangkan pukulan tangannya ke tubuh dan wajah junior (lah pada bonyok semua tuh muka orang!!) ketimbang mendidik disiplin para junior dengan cinta dan persahabatan. Ini memang aneh bin ajaib…

           Aneh tapi nyata. Kalo sifatnya ngerjain yang sekedar  bikin kesel atau dendam, kayanya nih, biasanya di lampiaskan pada MOS, mereka nggak ngerasa sebagai tindakan penghinaan atau lampiasan kekesalan, malah sebagai ajang mendidik dan melatih disilin katanya sihhh gtu ..! Tapi klo udah kekerasan secara fisik , biasanya kalakuan itu dicap  sebagai perbuatan yang sungguh sangat terlalu abiis..

                Oh Ya….  Sebenernya tindakan para diktator itu bisa bermacam-macam tingkatannya (levelnya). Ada yang ringan , biasa, sedang dan ringan. Contohnya klo yang ringan Cuma nyuruh-nyuruh doang. Klo yang level biasa, bisa diukur dari gayanya yang anti kritik dan mau menang sendiri (legalis) serta memaksakan kehendak. Klo dictator yang levelnya cukup sedang…, biasanya dia anti kritik bangettt dan narsis. Nah klo diktator yang level yang tinggi atau keras bisa sampe menyingkirkan, menyiksa, menyakiti, dan bahkan membunuh iiiih sereeemm…


Bagi para senior jangan diktator, jangan sombong apalagi ja’im demi kepentingan wibawa. Apalagi merasa sok bener sendiri dan meremehkan junior. So jangan ampe deh kamu jadi contoh yang nggak baik…nggak asik tauuu..


Senior anti kritik  harus  di ingatkan..


                    Kamu Pernah ikut organisasi Rohis atau Osis or semacamnya?? Terus pernah bekerjasama dengan senior yang juga menjadi  ketua organisasinya tapi memiliki gaya seperti para diktator yang di tunjukan dengan gaya anti kritik? Kalo belum pernah beruntung banget tuh kamu, tapi kalo sedang mengalaminya, juga beruntung. Lho, gimana maksudnya nih ? Kok untung dua-duanya ? Kayak kayak promo sebuah operator seluler aja yah.


                     Iya, klo belum pernah bekerjasama dengan senior yang jadi ketua OSIS model gtu, kamu emang beruntung. Sebabnya, sang senior yang jadi ketua osis tersebut pastilah enak di ajak ngobrol, asik diajak sharing,, nggak bete dan mute banget klo diajak diskusi . Singkat kata sang senior yang memegang jabatan itu orangnya terbuka. Bukan orang yang anti kritik. Waktu MOS k emarin  ada nggak senior yang anti kritik? Udah Tahu tuh senior ngelakuin salah tapi nggak nerima klo dikritik  jun ior ( weleh- weleh ada aja nih orang kelakuannya )


                     Terus, kalupun kamu ngalami kerjasama dengan senior  yang jadi ketua OSIS tapi punya gaya kepemimpinan diktator, kamu juga tetep dianggap beruntung karena jadi ada ladang amal untuk ngingetin sang senior. Jangan diam aja nggak perlu takut untuk ngingetin doi, Yupz, sampaikan bahwa sikap anti kritik tuh nggak benar dan nggak baik, sang senior itu boleh aja jadi ketua OSIS, tapi bukan berarti sebagai ketua OSIS berhak memaksakan kehendak dan anti kritik, bener nggak...?


                     Menganggap dirinya lebih bener lebih baik, dan lebih hebat sembari mengabaikan usulan dan masukan dari junior, bahkan menolak masukan dan krtikan dari temannya sendiri, (Klo difikir-fikir bete  juga punya senior yang jadi ketua OSIS kayak gtu ), sebEEl Bgetz. Tapi sebagai bentuk perhatian kita, boleh dong kita berani sedikit aja untuk ngigetin doi, iya nggak sih? Siapa tahu kepedulian kita dengan cara ngingetin  doi jadi ldang amal buat kita bener nggak tuh , atau dalam lingkaran amar ma'ruf nahi munkar iya nggak....?


                     Emang sih nggak mudah buat ngingeti senoir model gtu, maklumlah dia ngerasa lebih dalamsoal umur, ngerasa , bisa juga lebih soal ilmu, bisa juga lebih soal jabatan. Ya, nggakmasalah sih asal kelebihan itu bisa dirasakan masalah manfaatnya oleh para junior atau kelebihan itu tak menjadikan sang senior arogan atau merendahkan junior. Jangan sampe dech ada kejadian senior yang tega-teganya menyiksa junior hanya gara-gara beda pendapat dan sang senior ogah dapetin kritik dari junior.


Sumber : Majalah Gerimis Edisi 11





0 komentar:

Posting Komentar