Senin, 09 Februari 2015

ADAB-ADAB BERMAJLIS BAG 1








ADAB-ADAB BERMAJLIS BAG 1
Pembaca yang berbahagia… bagaimana kabar Anda hari Ini? Semoga anda beserta keluarga dalam keadaan sehat wal afiyat/ serta semoga Alloh l senantiasa memberikan limpahan nikmat dan berkah-Nya kepada Anda… dan pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang adab dalam bermajlis//
Nah pembaca/ Bermajlis ataupun berkumpul untuk duduk-duduk di suatu tempat adalah kebiasaan kita sebagai makhluk sosial/ beragam topik pembicaraan pun diperbincangkan/ dari mulai masalah kecil sampai pada masalah besar//
akan tetapi pembaca/ sebagai seorang muslim / akan sangat disayangkan kalau majlis kita tidak berbeda dengan majlis-majlis orang yang tidak kenal agama/ hanya kongko (bercakap-cakap yang tidak berfaidah)/ banyak tertawa/ saling ledek dan tidak ada dzikrulloh di dalamnya//
untuk menjauhi hal seperti itu/ maka pada kesempatan kali kita akan mempelajari adab-adab dalam bermajlis//
Adapun diantara adab-adab bermajlis adalah/
Yang pertama/ menyebut nama Alloh l atau dzikrulloh di dalamnya/ dan bersholawat kepada Rosululloh n//
Telah ada larangan keras dari Rosululloh n mengenai majlis yang sama sekali tidak disebut nama Alloh l// Seperti yang disebutkan di dalam hadits Abu Hurairoh a / beliau berkata : Rosululloh n  bersabda/
مَامِنْ قَوْمٍ يَقُوْمُوْنَ مِنْ مَجْلِسٍ لاَ يَذْكُرُوْنَ اللهَ فِيْهِ إِلاَّ قَامُوْا عَنْ مِثْلِ جِيْفَةِ حِمَارٍ وَكَانَ لَهُمْ حَسْرَةً
“Tidaklah suatu kaum mereka bangkit dari suatu majlis yang tidak disebutkan nama Alloh padanya/ kecuali mereka bangkit seperti bangkai keledai / dan bagi mereka hanyalah penyesalan”// (HR Abu Dawud, Ahmad dan Al Hakim)
Maksud sabda Nabi n “Kecuali mereka bangkit seperti bangkai keledai “ / adalah semisal dengan bangkai keledai yang berbau busuk dan menjijikan// Itu semua karena perbincangan mereka hanya membicarakan kehormatan orang/ alias ghibah//
Sebaliknya/ apabila suatu majlis dimakmurkan dengan menyebut nama Alloh dan memuji-Nya// Ucapan shalawat kepada Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam/ maka majlis-majlis ini akan dicintai Alloh l// Dan orang yang berada dimajlis tersebut akan diberi limpahan kebaikan//
Nah itulah pembaca/ adab bermajlis yang pertama/ yaitu kewajiban dzikrulloh atau mengingat Alloh l dalam majlis//
Selanjutnya/ adab yang kedua dalam majlis adalah/ memilah-milah rekan semajlis//
Pembaca yang budiman/ diantara perkara yang sangat penting pada kehidupan seseorang/ adalah memilih teman satu majlis// Dikarenakan manusia akan terpengaruh dengan teman satu majlisnya / dan ini suatu hal yang mesti / meskipun orang tersebut mempunyai kekuatan hati dan kepribadian yang mantap//
Oleh karena itu Nabi kita n telah mengarahkan agar memilih dengan teliti sahabat baik / seperti didalam sabda beliau n:
الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلْ
 Seseorang akan menuruti agama teman dekatnya/ maka hendaknya salah seorang diantara kalian memperhatikan teman dekatnya//” (HR Imam Ahmad)
Makna hadits ini adalah bahwa seseorang senantiasa mengikuti adat kebiasaan temannya/ tingkah laku dan pergaulannya// Maka hendaknya kita memperhatikan dengan seksama dan meneliti siapa yang akan dijadikan teman baik// Kalau orang tersebut agama dan akhlaknya baik/ maka kita hendaknya menjadikannya sebagai teman baik / dan kalau orang itu agama dan akhlaknya tidak baik / maka dianjurkan bagi kita untuk menjauhinya//
Pembaca/ hadist ini menerangkan peringatan akan teman duduk yang buruk/ dan anjuran untuk duduk bersama orang-orang sholih dan bertakwa//
Apabila teman duduk kita adalah seorang yang fasik/ maka kita tidak akan selamat dari mendengarkan perkataan yang kotor/ ucapan yang batil/ ghibah dan terkadang juga disertai dengan pengabaian sholat dan perbuatan maksiat lainnya/ yang akan mematikan hati sanubari//

Dan dari sinilah kita dapat jumpai bahwa sebagian besar orang-orang yang terjerumus setelah sebelumnya istiqomah / sebabnya karena duduk bersama orang yang fasik//
Jadi/ sekarang sudah jelas bagi kita// Memilih teman dalam majlis ternyata bukan hal yang sepele// Memilih teman yang tepat/ akan berpengaruh pada keagamaan kita//
Baik pembaca/ kita lanjutkan pada adab yang selanjutnya/ yaitu mengucapkan salam kepada orang yang berada di majlis / ketika datang maupun pergi//
Pembaca/ termasuk amalan yang sunnah adalah mengucapkan salam kepada orang-orang yang berada disuatu majlis ketika mendatangi mereka/ dan ketika hendak pergi meninggalkannya//
Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Hibban dan/ dari Abu Hurairoh a/ bahwa Nabi n bersabda/
إِذَا انْتَهَى أَحَدُكُمْ إِلَى الْمَجْلِسِ فَلْيُسَلِّمْ فَإِنْ بَدَا لَهُ أَنْ يَجْلِسَ فَلْيَجْلِسْ ثُمَّ إِذَا قَامَ فَلْيُسَلِّمْ فَلَيْسَتِ الْأُوْلَى أَحَقُّ مِنَ الْآخِرَةِ
“Apabila salah seorang di antara kamu tiba di majlis, maka hendaknya ia mengucapkan salam. Jika ingin duduk, maka silahkan duduk. Kemudian apabila dia bangun, maka hendaklah ia mengucapkan salam, karena salam yang pertama tidaklah lebih berhak daripada salam yang terakhir.”
Selanjutnya/ tidak menempati majlis orang lain yang terlebih dahulu menempatinya//
Pembaca/ siapa saja yang duduk ditempat umum seperti masjid dan semisalnya / maka dia lebih berhak dengan tempat duduknya dari pada selainnya// Apabila tiba-tiba dia meningalkan tempat duduknya karena suatu perkara / kemudian dia kembali lagi untuk selang waktu yang tidak begitu lama / maka dia lebih berhak dengan tempat duduknya / dan dia boleh memberdirikan orang yang duduk ditempatnya//
Dalil akan hal ini adalah sebagaimana hadits dari Abu Huroiroh a / bahwa Rosululloh n  bersabda: “Barang siapa yang berdiri dari majlisnya kemudian dia kembali ke majlis duduknya / maka dia lebih berhak dengan majlis duduknya tersebut//”( HR Muslim)
Jadi pembaca yang berbahagia/ ketika kita melihat orang lain duduk di suatu majlis kemudian dia keluar hendak melakukan sesuatu/ maka tunggulah ia/ jangan sampai kita menempati tempat duduknya/ sampai kita yakin kalau dia akan kembali dalam waktu yang lama//
Hikmah dari larangan ini adalah agar tidak melecehkan hak seorang muslim yang akan menyebabkan perasaan benci// Dan anjuran untuk bersikap rendah hati yang akan menumbuhkan rasa kasih sayang// Dan juga setiap orang kedudukannya sama berkaitan dengan perkara yang mubah// Siapa saja yang telah mendapatkan sesuatu sebagai haknya/ maka sesuatu menjadi hak miliknya//
Apabila si pemilik majlis telah menyerahkan majlisnya kepada orang lain / maka tidak ada larangan untuk duduk di majlis tersebut// Disebabkan majlis itu adalah haknya dan dia telah menyerahkannya kepada orang lain//
Akan tetapi jika kasusnya seperti yang dilakukan oleh sebagian kaum muslimin yang sengaja menghamparkan sajadah sholat/ atau yang serupa dengannya karena keinginan mereka untuk mendapatkan keutamaan shaf pertama / sementara mereka melambatkan kedatangan ke masjid/ maka perbuatan ini suatu yang terlarang sesuai dengan kesepakatan kaum muslimin / bahkan suatu yang haram //
Apabila orang itu mendahulukan sajadahnya sementara dia sendiri terlambat/ maka dia telah menyelisihi syariat.
Itulah pembaca di antara adab di majlis yang harus kita perhatikan/ yakni tidak menempati majlis orang lain yang terlebih dahulu menempatinya//
Selanjutnya/ adab majlis yang perlu diperhatikan adalah/ melapangkan majlis //
Mengenai hal ini/ Alloh l berfirman dalam surat  Al-Mujadalah ayat 11 yang artinya/
“Wahai orang-orang yang beriman apabila dikatakan kepada kalian untuk melapangkan majlis / maka lapangkanlah semoga Alloh akan melapangkan bagi kalian // Dan apabila dikatakan kepada kalian untuk berdiri / maka berdirilah //  Dan Alloh akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantara kalian dan orang-orang yang memiliki ilmu beberapa derajat // Dan Alloh Mahamengetahui apa yang kalian perbuat “
Rosululloh n  bersabda,
خَيْرُ الْمَجَالِسِ أَوْسَعُهَا
Sebaik-baik majlis adalah yang paling lapang.” (HR. Ahmad, Abu Dawud)
Ini adalah adab dari Alloh l yang diberikan kepada setiap hamba-Nya// Apabila mereka berkumpul dalam suatu majlis secara berkelompok / dan sebagian diantara mereka atau sebagian yang datang membutuhkan kelapangan majlis/ maka termasuk adab agar mereka melapangkan majlis untuk yang datang tersebut// Untuk mencapai maksud dari ayat ini//
Dan hal itu jangan sampai mengakibatkan sedikitpun kemudhorotan bagi yang melapangkan majlis// Dia mengupayakan tercapainya tujuan saudaranya namun tanpa kemudhorotan setelahnya// Dan balasan akan disesuaikan dengan amalan // Karena barangsiapa yang melapangkan bagi saudaranya maka Alloh l akan melapangkan baginya// Dan barang siapa yang melebarkan bagi saudaranya maka Alloh l akan melebarkan baginya //
Jadi pembaca yang budiman/ jika kita bermajlis kemudian ada orang yang hendak duduk di dekat kita maka berilah kelonggaran/ akan tetapi jika hal itu sekiranya menyebabkan tidak nyaman atau mengganggu yang lain/ maka tidak mengapa kita tidak bergeser dari tempat duduk kita//
Demikianlah pembaca yang budiman beberapa adab yang dapat kita kaji berkaitan dengan bermajlis/ masih ada beberapa adab lainnya yang perlu kita ketahui berkaitan dengan adab majlis/ dan insyaAlloh akan kita lanjutkan di edisi mendatang// Wallohu a'lam//
Diambil dari rubrik adab islami Fajrifm 99.3
Wassalamu ‘alaikum warohmatullohi wabarokatuh///

0 komentar:

Posting Komentar