Senin, 24 Maret 2014

ABIM (Anda Bertanya Islam Menjawab) Hakikat Islam Sesungguhnya Dan Apakah orang kafir diwajibkan memeluk agama Islam?



SOAL:
Apakah orang kafir diwajibkan
memeluk agama Islam?


JAWAB:

Orang kafir, Yahudi maupun Nashrani, diwajibkan kepada mereka untuk memeluk agama Islam, karena Allah swt berfirman:

} قُلْ يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَ اْلأَرْضِ لآ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ يُحْيِ وَ يُمِيتُ فَئَامِنُوا بِاللهِ وَ رَسُولِهِ النَّبِيِّ اْلأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللهِ وَ كَلِمَاتِهِ وَ اتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ {
“Katakanlah: Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan yang me-matikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang ber-iman kepada Allah dan kepada kalimat-kali-mat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk” [QS. al-A’rāf (7): 158]
Oleh karena itu, wajib bagi seluruh ummat manusia untuk beriman kepada Rasulullah saw. Namun, sebagai agama yang penuh rahmat dan sesuai dengan hikmah Allah swt, diperbo-lehkan bagi non Muslim untuk tetap meme-luk agama mereka, asalkan mereka tunduk patuh terhadap hukum-hukum Islam.
Dalam Shahih Muslim, dari hadits Buray-dah disebutkan bahwa ketika Rasulullah saw mengangkat seorang pemimpin, baik untuk pasukan perang maupun pasukan pengintai, maka beliau memerintahkannya untuk senan-tiasa bertaqwa kepada Allah swt, dan meme-rintahkan kepada kaum muslimin lainnya agar selalu berbuat baik, seraya bersabda:
(( اُدْعُهُمْ إِلَى ثَلاَثَةِ خِصَالٍ أَوْ خِلاَلٍ، فَأَيَّتَهُنَّ أَجَابُوْكَ فَاقْبَلْ مِنْهُمْ وَ كُفَّ عَنْهُمْ ))
“Ajaklah mereka kepada tiga hal, mana saja yang mereka pilih, maka terimalah pilihan tersebut dan janganlah meme-rangi mereka” (HR. Muslim)

Salah satu dari tiga tawaran tersebut adalah membayar jizyah, dengan tetap memeluk agamanya.


(Fatāwā Arkān al-Islām oleh al-Syaykh Muhammad bin Shālih al-‘Utsaymīn hal. 39, dihimpun oleh al-Syaykh
Fahd bin Nāshir al-Sulaymān,
Dār al-Tsurayyā: 1421 H)


SOAL:
Apakah hekekat Islam
yang sesungguhnya?
al-Islam (الإسلام) yang berasal dari akar kata (سلم), dalam bahasa Arab setidaknya mengandung tiga makna, yaitu:
        ·        ا لخلوص و التعري من الآفات الظاهرة أو الباطنة (Bebas dan bersih dari penyakit lahir dan bathin).
        ·        الصلح و الأمان (Damai dan tentram).
        ·        الطاعة و الإذعان (Ta`at dan patuh).
(h al-Dīn al-Islāmiy oleh ‘Afīf Abd al-Fattāh Thabbarah  hal. 13)
Dalam al-Qur`an, kata al-Islam paling sedikit menggambarkan 4 pemahaman yang sangat penting, yaitu:
1.     Islam kontradiktif sebuah kesyirikan.
“Katakanlah: Sesungguhnya aku diperi-ntahkan agar aku menjadi orang yang per-tama kali Islam dan jangan sekali-kali kalian masuk golongan orang-orang musyrik [QS. al-An’ām (6): 14]
2.     Islam kontradiktif sebuah kekufuran.
“Apakah (patut) dia menyuruh kalian berbu-at kekafiran di waktu kalian sudah Islam [QS. Āli ‘Imrān (3): 80]
3.     Islam berarti Ikhlas kepada Allah swt.

Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan diri-nya kepada Allah…” [QS. al-Nisā (4): 125]

4.     Islam berarti al-khudhū` dan al-inqiyādh (Ketundukan dan kepatuhan).
“Dan kembalilah kepada Rabb kalian dan ber-serah diri/tunduk dan patuhlah kepada-Nya…” [QS. al-Zumar (39): 54]
(h al-Dīn al-Islāmiy hal. 14)
Apabila dilihat dari asal maknanya, baik secara bahasa maupun berdasarkan pema-haman al-Qur`an, maka Islam adalah:
( مُطْلَقُ اْلاِسْتِسْلاَمِ لله ِوَ اْلاِنْقِيَادُ لِمَا أَنْزَلَهُ عَلَى رُسُلِهِ مِنَ الْهُدَى )
Penyerahan diri secara mutlak kepada Allah serta tunduk dan patuh dengan hidayah yang diturunkan kepada para rasul-Nya
(Tahkīm al-Syarī`ah wa Da`āwā al-`Ilmāniyyah oleh Dr. Shalāh al-Shāwiy hal. 23)
Makna Islam tersebut berarti mengandung 2 asas utama, yaitu:
1.     Penyerahan diri secara mutlak kepada Allah swt, dan
2.     Tunduk dan patuh kepada syari`at  yang di bawa oleh para rasul-Nya.
Syaykh Muhammad al-Tamīmiy menam-bahkan asas makna Islam ini menjadi 3 hal, yang diistilahkannya dengan tawhīd, ta`at dan barā`ah dari syirik, dimana dia berkata:
( اَلإِسْلاَمُ هُوَ اْلاِسْتِسْلاَمُ للهِ بِالتَّّْوْحِيْدِ وَ اْلاِنْقِيَادُ لَهُ بِالطَّاعَةِ وَ الْبَرَاءَةُ مِنَ الشِّرْكِ )
Islam adalah berserah diri kepada Allah dengan tauhid, tunduk dan patuh kepada-Nya dengan keta`atan serta membebaskan diri (bara`ah) dari syirik
(Syarh al-Ushūl al-Tsalātsah oleh Muham-mad bin Shālih al-‘Utsaymīn hal 64)
Asas ketiga yang menjadi tambahan dari dua asas sebelumnya adalah:
·        Membebaskan diri dari berbagai bentuk kesyirikan.
Dari sini dapat kita ketahui bahwa Islam terkait dengan 2 hal, prinsip dan tu-juan hidup serta perbuatan dan sikap hidup. Prinsip dan tujuan hidup adalah tauhid yang tidak bercampur dengan syirik serta perbuatan dan sikap hidup adalah ta`at kepada Allah swt dengan ketundukan pada aturan-Nya yang diturunkan kepada para utusan-Nya. Kedua unsur inilah yang terkandung dalam 2 kalimat thayyibah atau 2 kalimat syahādah (persaksian), yaitu:
1.     Syahadat Lā Ilāha Illallah, yang berarti hidup dengan prinsip dan tujuan tau-hid. Konsekuensinya adalah dengan membebaskan diri dari seluruh prin-sip dan tujuan yang berbentuk syirik, yang dilambangkan dengan periba-datan kepada Thāghūt, Jibt, Andād, Ar-bāb dan Ālihah dengan seluruh akse-soris dan substansinya.
(Lihat: QS. 2: 22, 165, 256 & 257, 4: 51, 60 & 76, 5: 60, 16: 36, 39: 17, 9: 31, 3: 64 & 80, 12: 39, 14: 30, 34: 33, 39: 8, 41: 9)
2.     Syahadat bahwa Muhammad saw ada-lah Rasul Allah swt, yang berarti ber-buat dan bersikap hidup dengan sun-nah.
Konsekuensinya ada;ah dengan mem-bebaskan diri dari seluruh bentuk per-buatan dan sikap hidup bid`ah, yang dilambangkan dengan hidup hanya sesuai dengan akal, rasa, mimpi, khu-rafat, takhayyul, kontrak sosial dan atau hidup dengan aksesoris dan subs-tansi non ittibā` Rasūl serta masyara-kat Islami (para shahabat) di masa beliau.
(Lihat: QS. 2: 129 & 151, 3: 164 & 179, 4 : 13-14, 59-65 & 80, 7: 85, 33: 36, 59: 36, 62: 2)

Sumber: Majalah As silmi Edisi 1 (Yayasan Islam Al Huda Bogor)


0 komentar:

Posting Komentar